• September 20, 2024

Pulau Obi dengan Tambang Nikelnya dan Kemajuan Ekonomi Masyarakatnya

Pulau Obi merupakan salah satu pulau yang ada di Halmahera, Maluku Utara. Nama pulau ini barangkali tidak terlalu dikenal walau tentu kalau nama Halmahera dan Maluku sudah pasti dikenal. Salah satunya adalah karena keindahan alam yang ada, baik itu di daratan maupun di lautnya. Namun, nama pulau obi mulai mencuat dan dikenal di Indonesia dan bahkan di luar negeri. Ini bukan karena keindahan alamnya, tapi terutama karena tambang nikel yang ada di pulau tersebut. Tambang nikel yang ada sudah berkontribusi cukup besar bagi negara dan produknya pun dibutuhkan oleh dunia.

Nikel merupakan bahan mineral yang diperlukan dalam industri. Salah satunya adalah dalam pembuatan baterai. Dengan besarnya perkembangan mobil listrik yang sangat ramah lingkungan, jenis mobil ini mulai banyak digemari dan bahkan produksinya sangat didukung oleh banyak negara guna menyelamatkan bumi dari bahaya polusi. Mobil listrik memerlukan baterai dan Pulau Obi sebagai salah satu penyedia bahan utama pembuatannya itu pun mulai menarik perhatian. Tambang nikel yang ada di pulau ini pun dikelola oleh Harita Nickel yang sudah terbukti berhasil mengolah nikel dengan sangat baik dan produknya sudah diakui oleh banyak negara produsen baterai mobil listrik seperti Jepang, Filipina, dan China.

Harita Nickel tidak memproduksi bahan baku utama baterai itu dari biji nikel dengan kandungan yang tinggi. Itu justru diproduksi dari nikel limonite yang dianggap tidak ekonomis beberapa saat yang lalu. Biji nikel ini memang memiliki kadar nikel yang terbilang rendah sehingga tidak cukup ekonomis bila diolah karena prosesnya yang rumit dan membutuhkan tenaga yang besar. Bijih nikel ini harus diolah dengan suhu dan tekanan yang sangat tinggi. Namun, Harita Nickel berhasil memproduksinya dengan baik. Perusahaan ini menggunakan teknologi High Pressure Acid Leach sebagai teknologi utama dalam prosesnya. Teknologi ini memadukan tekanan dan suhu tinggi dengan penggunaan asam sulfat berkonsentrasi tinggi untuk mengolah nikel limonite menjadi nikel sulfat dan kobalt sulfat. Dua bahan inilah yang kemudian menjadi komoditas ekspor yang ada saat ini.

Namun, Pulau Obi bukanlah suatu pulau yang bisa dibilang memiliki tingkat ekonomi yang tinggi. Masyarakatnya terbilang berada di kalangan menengah dan bahkan menengah ke bawah. Ditambah lagi, kondisi lingkungan menjadi cukup riskan dengan kehadiran tambang. Namun, Harita Nickel sangat memperhatikan hal itu dan tidak mengabaikannya. Perusahaan tambang ini pun menyediakan peluang kerja yang cukup besar bagi generasi muda dari masyarakat lokal Maluku Utara untuk bekerja di perusahaan. Tak hanya membuka lapangan kerja saja, tapi disediakan pelatihan dan fasilitas pendukung guna mempersiapkan tenaga kerjanya. Dengan begitu, perusahaan berkontribusi langsung dalam memajukan perekonomian penduduk lokal.

Yufita Tuhuteru dan Risky Apriyanto Gaila adalah dua pemuda yang menjadi contoh tenaga kerja lokal dari Maluku Utara. Keduanya sudah bekerja di perusahaan tambang tersebut dan merasakan langsung dampak positif yang dibawakan oleh perusahaan tambang. Yufita dengan latar belakangnya di bidang teknik kimia dan metalurgi bekerja di bagian produksi dan pengolahan limbah. Sedangkan Risky yang belajar di bidang kelautan bekerja di bagian pengolahan limbah dan konservasi alam. Limbah dari tambang ini pun terbilang aman karena kadar karbondioksida yang rendah dari proses pengolahannya. Hasil limbahnya pun sangat aman bagi lingkungan. Limbah berupa bahan padat itu bisa digunakan untuk menutup area limbah yang ada di pulau obi sehingga keadaan alam pun masih cukup terjaga.  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *