• October 11, 2024

Soal Proyek di Taman Nasional Komodo, Gubernur NTT: Demi Keselamatan Pengunjung

Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat turut angkat biacara mengenai surat dari UNESCO yang meminta agar proyek pembangunan infrastruktur di kawasan wisata Taman Nasional Komodo (TNK) dihentikan. Viktor mengatakan proyek itu dilaksanakan pemerintah demi menjamin keselamatan dan kenyamanan pengunjung.

“Pengunjung yang datang harus dijamin keselamatan dan kenyamanan maka infrastruktur harus mendukung hal tersebut,” kata Viktor di Kupang, Selasa, 3 Agustus 2021.

Permintaan penghentian dari UNESCO tertuang dalam dokumen Komite Warisan Dunia UNESCO bernomor WHC/21/44.COM/7B yang diterbitkan setelah konvensi pada 16-31 Juli 2021. Dalam surat itu, UNESCO menyebut proyek tersebut bisa berpotensi memberikan dampak terhadap nilai universal luar biasa atau outstanding universal value (OUV).

Karena itu, UNESCO meminta Indonesia menyerahkan revisi amdal proyek tersebut yang selanjutnya akan ditunjau kembali oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam (International Union for Conservation of Nature, IUCN). Samai revisi diserahkan, pemerintah diminta menghentikan proyek itu sementara.

Viktor mengatakan pembangunan di Taman Nasional Komodo dilakukan agar kawasan konservasi itu memiliki manfaat ekonomi yang besar bagi NTT. Ia berharap UNESCO memahami bahwa apa yang dikerjakan pemerintah adalah dalam rangka untuk menjaga habitat komodo dan menjaga biota laut serta semua kekayaan alam agar tidak dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

“Pihak-pihak yang mungkin kurang setuju dengan apa yang sudah dilakukan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi NTT agar bisa melakukan riset lanjutan dan juga berdiskusi bersama kami,” kata Viktor.

Adapun proyek yang saat ini tengah berjalan di Taman Nasional Komodo adalah penataan infrastruktur wisata di Pulau Rinca. Di sana sedang dilakukan penataan infrastruktur pariwisata seperti perbaikan dermaga, pembangunan elevated deck dan pondok untuk ranger.

Viktor mengatakan penataan di sana dilakukan karena Pulau Rinca ditetapkan sebagai lokasi wisata massal. “Pulau Rinca juga menjadi habitat komodo dan dengan ditetapkan sebagai mass tourism tentunya kita perlu mengembangkannya,” ujarnya.

Dari situ, Viktor berharap hasil dari pengembangan Taman Nasional Komoso akan mampu mendongkrak ekonomi masyarakat setempat. “Jadi ekonomi mereka bertumbuh dari pariwisata yang berkembang dengan juga dari kedatangan pengunjung yang membawa dampak ekonomi,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *